Pengertian
Analitycal
Hierarchy Process (AHP)
Analitycal
Hierarchy Process (AHP)
Adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur
kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai
subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan
variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil
pada situasi tersebut.
Proses
pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang
terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan
alternatif-alternatif, penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel aleatori,
penetap nilai, persyaratan preferensi terhadap waktu, dan spesifikasi atas
resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun
terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap melingkupi
adalah dasar pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal.
Peralatan
utama Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah
hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki,
suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam
kelomok-kelompoknya dan diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Kelebihan
Analitycal
Hierarchy Process (AHP)
Kelebihan
AHP dibandingkan dengan lainnya adalah :
- Struktur
yang berhirarki, sebagai konsekwensi dari kriteria yang dipilih, sampai
pada subkriteria yang paling dalam
- Memperhitungkan
validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan
alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan
- Memperhitungkan
daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan
keputusan.
Selain itu,
AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan
multi-kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen
dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang
komprehensif
2.3.3
Prinsip Dasar Pemikiran AHP
Dalam
memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga prinsip yang
mendasari pemikiran AHP, yakni : prinsip menyusun hirarki, prinsip menetapkan
prioritas, dan prinsip konsistensi logis.
Prinsip
Menyusun Hirarki
Prinsip
menyusun hirarki adalah dengan menggambarkan dan menguraikan secara hirarki,
dengan cara memecahakan persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah-pisah.
Caranya dengan memperincikan pengetahuan, pikiran kita yang kompleks ke dalam
bagian elemen pokoknya, lalu bagian ini ke dalam bagian-bagiannya, dan
seterusnya secara hirarkis.
Penjabaran
tujuan hirarki yang lebih rendah pada dasarnya ditujukan agar memperolah
kriteria yang dapat diukur. Walaupun sebenarnya tidaklah selalu demikian
keadaannya. Dalam beberapa hal tertentu, mungkin lebih menguntungkan bila
menggunakan tujuan pada hirarki yang lebih tinggi dalam proses analisis.
Semakin rendah dalam menjabarkan suatu tujuan, semakin mudah pula penentuan
ukuran obyektif dan kriteria-kriterianya. Akan tetapi, ada kalanya dalam proses
analisis pangambilan keputusan tidak memerlukan penjabaran yang terlalu
terperinci. Maka salah satu cara untuk menyatakan ukuran pencapaiannya adalah
menggunakan skala subyektif.
Prinsip
Menetapkan Prioritas Keputusan
Bagaimana
peranan matriks dalam menentukan prioritas dan bagaimana menetapkan
konsistensi.
- Menetapkan
prioritas elemen dengan membuat perbandingan berpasangan, dengan skala
banding telah ditetapkan oleh Saaty ( Yan O., 1995).
Table
2.9 Penetapan Prioritas Elemen dengan Perbandingan Berpasangan
Intensitas Kepentingan
|
Keterangan
|
Penjelasan
|
1
|
Kedua elemen sama pentingnya
|
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap
tujuan
|
3
|
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen
yang lainnya
|
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lainnya
|
5
|
Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang
lainnya
|
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen
dibandingkan elemen lainnya
|
7
|
Satu elemen jelas lebih penting dari pada elemen lainnya
|
Satu elemen yang kuat dikosong san dominan terlihat dalam
praktek
|
9
|
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya
|
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain
memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
|
2,4,6,8
|
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
|
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua
pilihan
|
Kebalikan
|
Jika untuk aktivitas I mendapat satu angka disbanding
dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i
|
Perbandingan
ini dilakukan dengan matriks. Misalkan untuk memilih manajer, hasil pendapat
para pakar atau sudah menjadi aturan yang dasar (generic), managerial skill
sedikit lebih penting daripada pendidikan, teknikal skill sama pentingnya
dengan pendidikan serta personal skill berada diantara managerial dan
pendidikan.
Prinsisp
Konsistensi Logika
Matriks
bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus
mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut:
- Hubungan
kardinal : aij . ajk
= ajk
- Hubungan
ordinal : Ai>Aj>Aj>Ak,
maka Ai>Ak
Hubungan
diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:
- Dengan
melihat preferensi multiplikatif, misalnya jika apel lebih enak 4 kali
dari jeruk dan jeruk lebih enak 2 kali dari melon, maka apel lebih enak 8
kali dari melon
- Dengan
melihat preferensi transitif, misalnya apel lebih enak dari jeruk, dan
jeruk lebih enak dari melon, maka apel lebih enak dari melon
Pada keadaan
sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga
matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena
ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang
Untuk model
AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai rasio konsisten < 0.1.
nilai CR < 0.1 merupakan nilai yang tingkat konsistensinya baik dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dengan demikian nilai CR merupakan ukuran bagi
konsistensi suatu komparasi berpasangan dalam matriks pendapat. Jika indeks
konsistensi cukup tinggi maka dapat dilakukan revisi judgement, yaitu dengan
dicari deviasi RMS dari barisan (aij dan Wi / Wj )
dan merevisi judgment pada baris yang mempunyai nilai prioritas
terbesar
Memang sulit
untuk mendapatkan konsisten sempurna, dalam kehidupan misalnya dalam berbagai
kehidupan khusus sering mempengaruhi preferensi sehingga keadaan dapat berubah.
Jika buah apel lebih disuka dari pada jeruk dan jeruk lebih disukai daripada
pisang, tetapi orang yang sama dapat menyukai pisang daripada apel, tergantung
pada waktu, musim dan lain-lain. Namun konsistensi sampai kadar tertentu dalam
menetapkan perioritas untuk setiap unsur adalah perlu sehingga memperoleh hasil
yang sahih dalam dunia nyata. Rasio ketidak konsistenan maksimal yang dapat
ditolerir 10 %.
2.7.4
Penggunaan Software
Expert Choise Untuk Metode AHP
Expert
Choise adalah suatu
sistem yang digunakan untuk melakukan analisa, sistematis, dan pertimbangan (justifikasi)
dari sebuah evaluasi keputusan yang kompleks. Expert Choice telah
banyak digunakan oleh berbagai instansi bisnis dan pemerintah diseluruh dunia
dalam berbagai bentuk aplikasi, antara lain:
- Pemilihan
alternatif
- Alokasi
sumber daya
- Keputusan
evaluasi dan upah karyawan
- Quality
Function Deployment
- Penentuan
Harga
- Perumusan
Strategi Pemasaran
- Evaluasi
proses akuisisi dan merger
- Dan
sebagainya
Dengan
menggunakan expert choice, maka tidak ada lagi metode coba-coba dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan didasari oleh Analitycal Hierarchy
Process (AHP), penggunaan hirarki dalam expert choice bertujuan
untuk mengorganisir perkiraan dan intuisi dalam suatu bentuk logis. Pendekatan
secara hierarki ini memungkinkan pengambil keputusan untuk menganalisa seluruh
pilihan untuk pengambilan keputusan yang efektif.