TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
PEMBANGUNAN DAN
PERKEMBANGAN BUDAYA NASIONAL TARI REOG PONOROGO
DISUSUN
OLEH:
GHIFARI
FAKHRAN ISYA
FTSP
UNIVERSTAS GUNADARMA 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan
karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang
Pembangunan dan Perkembangan Budaya Nasional Terhadap Tari Reog Ponorogo ini
tepat pada waktunya.
Banyak
kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi
dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak
sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam mencari segala informasi yang berkaitan
dengan makalah ini.
Penulis
menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu
Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan
bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.
Depok, Oktober 2015
Daftar Isi :
Kata Pengantar ................................................................................................................... I
Daftar Isi............................................................................................................................... II
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................ 5
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Tari ................................................................................................................ 6
2.2 Pengertian Tari Reog Ponorogo ...................................................................................... 7
2.3 Sejarah Tari Reog Ponorogo............................................................................................ 7
2.4 Tokoh-Tokoh Dalam Tari Reog
Ponorogo....................................................................... 9
2.5 Pementasan Reog Ponorogo............................................................................................ 11
2.6 Kontroversi...................................................................................................................... 14
2.7 Fungsi Tari ...................................................................................................................... 15
2.8 Prestasi Reog Dalam Dunia Seni..................................................................................... 15
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 16
3.2 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini semakin
banyak masyarakat yang menganggap kesenian khas daerah yang dalam hal ini
adalah Reog Ponorogo hanya sebuah kesenian masa lalu.Yang di anggap kesenian
memanggil setan dengan aura mistis.
Dan dalam
kenyataannya semakin banyak masyarakat yang melupakan warisan kebudayaan
daerah, dalam hal ini adalah Reog Ponorogo karena semakin majunya hiburan
.
Reog Ponorogo merupakan kesenian
khas daerah Ponorogo yang pada akhirnya akan luntur apabila tidak ada peran
pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam melestarikan kesenian tersebut
dan bahkan warga negara lain yang notabene bukan merupakan kesenian khas daerah
meraka malah mau melestarikan peninggalan budaya masa lalu itu.
Dan dampaknya muncul kontroversi
kalau negara tetangga mulai mengakui kesenian khas daerah kita lalu bagaimana
kita sebagai pemilik asli dari kesenian khas daerah tersebut apakah kita hanya
berdiam diri dan membiarkannya terjadi begitu saja? padahal sebenarnya dizaman
sekarang bukan suatu upacara pemanggilan setan melainkan suatu sendra tari yang
sangat menarik untuk dipahami dan dipelajari. Namun apakah masyarakat zaman
sekarang mengetahui apa itu kesenian Reog Ponorogo?
Oleh karena itu makalah kesenian ini
saya buat agar para pembaca dapat mengetahui apa itu Reog Ponorogo dan
menghimbau agar semua elemen masyarakat khususnya para pemuda di Indonesia mau
melestarikan kesenian khas daerah mereka masing masing dan mungkin kalau bisa
membawa kesenian tersebut ke kancah internasional.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas kami akan merumuskan
beberapa masalah yang dapat dikaji pada BAB selanjutnya yakni :
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan saya membuat makalah Reog Ponorogo ini
agar para pembaca dapat mengetahui tentang kesenian reog ponorogo yang berada di Jawa Timur dan setelah
membaca dapat menimbulkan rasa keinginan dan sadar akan budaya lokal yang ada
di Indonesia agar di lestarikan oleh masyrakat dan generasi generasi muda
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TARI
Tari
adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak
tubuh yang diperhalus melalui estetika. Pengertian tari oleh beberapa ahli
yaitu:
1. Sussanne K.
Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat
dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu.
2. Haukin
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak
langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi
sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.
3. . La
Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus
diinternalisasikan.
4. Soedarsono
bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis
yang indah
5. M. Jazuli
dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh
yang selaras dengan bunyi musik adalah tari
6. Soeryodiningrat
memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh
yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh
yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan
maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21).
Unsur utama yang paling pokok dalam
tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan
waktu, dan tenaga.
Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi
perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga
menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer.Sebagai bentuk
latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan
irama seseorang.Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang
mempelajarinya.
B.
PENGERTIAN
TARI REOG PONOROGO
Reog adalah
sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain
drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku dengan menggunakan
topeng yang besar, kesenian Reog ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur
bagian barat – laut dan kabupaten Ponorogo dianggap
sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya. Reog adalah salah satu budaya daerah
di Indonesia yang masih sangat kental akan bau mistik dan ilmu – ilmu
kebatinan nya.
Pada zaman
modern sekarang ini Reog biasanya
dimainkan oleh ± 7 orang pria bertubuh gagah dengan memakai topeng berwarna
merah dengan jambang dan kumis yang panjang dalam kesenian Reog mereka disebut
Warok, lalu ada ± 6 pria yang berpenampilan seperti perempuan dan masing –
masing menunggangi seekor kuda tetapi karena perubahan zaman akhirnya beberapa
paguyuban seni tari dan teater Reog mengganti penari mereka menjadi seorang
wanita asli dalam kesenian Reog mereka sering disebut dengan Jathilan, sepasang
pemgawal raja yang disebut bujang anom, dan ada seorang raja yang berpenampilan
layaknya sebuah pemimpin lalu ada seekor singa yang bernama singo barong yang
ditunggangi seekor merak yang disebut Singo Barong dan disini keunikan dari
Reog yaitu Singo Barong yang memiliki berat 50 – 60 kg hanya di bawakan dan
ditarikan menggunakan gigi dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah
terlatih.
C.
SEJARAH TARI
REOG PONOROGO
Akibat dari Kekacauan di Pusat
Pemerintahan Majapahit dan ketidakpuasan Para Punggawa Kerajaan, salah satu
Punggawa menyingkir dari Pusat Kerajaan. Hal ini dikarenakan Raja Brawijaya
lebih memperhatikan istri China-nya(Putri Cempa) dan mengabaikan pendapat dari
Penasehat atau Punggawa Kerajaan. Punggawa ini menyingkir ke wilayah pinggir
dari Kerajaan Wengker (Ponorogo). Wengker adalah Kerajaan Bawahan Majapahit dan
tidak Logis jika Punggawa ini menyingkir ke Pusat Pemerintahan Wengker
(Ponorogo sekarang). Dari bentuk Candi Brongkah yang ditemukan di Brongkah
sebelah barat kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, menurut penulis Candi
Brongkah adalah Batas Wilayah Kerajaan Wengker dan Kediri. Jika pendapat
penulis ini benar, artinya Wilayah Pinggir dari Kerajaan Wengker meliputi 12
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Trenggalek karena dari situs yang ditemukan di
Ponorogo, Pusat Kerajan Wengker ada di Wilayah Kabupaten Ponorogo sekarang.
Dan wilayah yang sejak dahulu
menjadi tempat pelarian Para Punggawa Kerajaan, Raja, Perampok dan tempat
Pertapaan adalah Wilayah Kecamatan Kampak Trenggalek. Kenapa Kampak, karena
wilayah ini terlindung oleh gugusan bukit-bukit kecil yang mengelilinginya
sehingga aman untuk tempat perlindungan. Punggawa ini tidak puas dengan Raja dan
ingin memberontak. Namun apa daya, kekuatan prajurit Majapahit jauh melebihi
kekuatan pengikut Punggawa ini. Akhirnya muncul ide menciptakan kesenian untuk
mengkritisi Raja Brawijaya. Sesuai Karakter Orang Jawa, mengkritik tidak mau
secara langsung pada sasaran karena jika salah perhitungan akan mati konyol
maka digambarkan dengan lambang atau gambaran. Muncullah penggambaran Kepala
Singa/Macan dan diatasnya Burung Merak adalah Raja Brawijaya yang ditunggangi
atau dikendalikan istri China-nya Putri Cempa. Para laki-laki yang berhias
seperti perempuan dengan kuda lumping adalah penggambaran Prajurit Majapahit
yang telah Loyo dan jatuh mentalnya seperti Prajurit Perempuan menunggang kuda
dan menari-nari mengikuti titah Raja yang tak lagi berwibawa. Bujang Ganong
adalah penggambaran dari Pujangga sendiri yang selalu menggoda Raja atau
Barongan Merak dan menari-nari dengan lincahnya. Dari sinilah kesenian Reog
Ponorogo muncul dan menyebar ke seluruh Kerajaan Wengker menjadi kesenian
rakyat dan terus berkembang sampai sekarang.
Sedang budaya Warog sendiri menurut
penulis adalah Pendeta-pendeta Suci atau orang-orang Sufi dalam Islam yang
mengawal Si Punggawa. Para Pendeta atau Warog ini tidak menikah dan jika
menginginkan perempuan, maka dia mencari laki-laki muda yang didandani wanita
untuk dijadikan kesenangan/Gemblak agar terhindar dari perbuatan zina. Para
Gemblak ini dipelihara layaknya istri dan dimanja sampai Si Warog sudah tak
membutuhkan lagi.
D.
TOKOH-TOKOH
DALAM TARI REOG PONOROGO
Jathilan (Depan)
Jathil
adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog.Jathilan
merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang
berlatih di atas kuda.Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari
yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian
dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang
penari.
Jathilan ini
pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip
dengan wanita yang cantik.
Gerak
tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian
Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya
Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih
feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih
cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak
tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.
Warok
Warok yang
berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan
tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih
wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi
warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang
hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus
menep ing rasa(Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya,
dan sampai pada pengendapan batin).\
Warok
merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah
daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.
Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan
peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang
betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.
Gemblakan
Selain segala persyaratan yang harus
dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan.
Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia
12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan,
yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak
adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog.Bagi seorang
warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat.
Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk
memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam
meminjam gemblak.Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak
murah.Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai
keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal.Sedangkan
jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun
warok memberikannya seekor sapi.Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng
Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan
seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal
dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.
Kewajiban setiap warok untuk
memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya.Selain itu
ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun
dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok.Saling
mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan
khusus antara gemblak dan waroknya.
Praktik gemblakan di kalangan warok,
diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar
hawa nafsu kepada perempuan.
Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam
hubungannya dengan gemblakan.Di masa sekarang gemblak sulit ditemui.Tradisi
memelihara gemblak, kini semakin luntur.
Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari
jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal
dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.
Barongan (Dadak
merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan
peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo.
Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka
kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka
terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk
menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian
manik - manik (tasbih).Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam
dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.
[4] Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30
meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.
Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono
adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti
yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang
Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka
tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan
dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono
Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk
menuruti permintaan Putri (kekasihnya).
Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka
gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.
Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih
Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai
keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di
tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak.Bujang Ganong menggambarkan
sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan
sakti.
E. Pementasan
Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan
dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar
Nasional.Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian
pembukaan.Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan
pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah.Para penari ini
menggambarkan sosok singa yang pemberani.Berikutnya adalah tarian yang
dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.Pada reog tradisionil, penari ini
biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini
dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu
tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian
oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan
adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan.Jika
berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan.
Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya
tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi.Disini selalu ada interaksi antara
pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan
penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh
pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam
pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku
memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu
burung merak.Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg.Topeng yang berat ini
dibawa oleh penarinya dengan gigi.Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain
diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan
spiritual seperti puasa dan tapa.
1. Alur
Pertunjukan
Tari Reog modern sering dipentaskan
dalam acara pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional.Seni Reog
Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan.Tarian
pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba
hitam, dengan muka dipoles warna merah.Para penari ini menggambarkan sosok
singa yang pemberani.
Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis
yang menaiki kuda.Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh
penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran
kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang
membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai,
baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog
ditampilkan.Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah
adegan percintaan.Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita
pendekar.Adegan dalam seni reog tidak ada skenario karena selalu terjadi
interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan
kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas
dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih
dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada
penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong,
dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat
dari bulu burung merak.Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg.Topeng yang
berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi.Kemampuan untuk membawakan topeng
ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan
latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
2. Musik
Pengirig Reog Ponorogo
Musik pengiring ini di bagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok penyanyi yang terdiri dari dua penyanyi yang
menyanyi lagu daerah seperti Jathilan Jonorogo apabila diadakan di kabupaten
Ponorogo dan apabila di Surabaya para aguyuban reog di Surabaya sering
menggantinya dengan Semanggi Surabaya atau Jembatan Merah yang merupakan lagu
khas Surabaya dengan bahasa jawa lalu kelompok instrument gamelan memiliki
anggota sekitar 9 orang yang terdiri dari:
· orang
penabuh gendang
· 1 orang
penabuh ketipung atu gendang terusan.
· orang peniup
slompret
· 2 orang
penabuh kenong
· 1 orang
penabuh gong
· 2 orang
pemain angklung
Salah satu ciri khas dari tabuhan
reog adalah bentuk perpaduan irama yang berlainan antara kethuk kenong dan gong
yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama pelog sehingga
menghasilkan irama yang terkesan magis.
3. Alat Musik
Yang Mengiringi Reog Ponorogo
a) Alat musik
dalam gamelan reog berjumlah 9 buah.
b) orang
penabuh gendang dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari kayu dan kulit sapi
c) 1 orang
penabuh ketipung atu gendang terusan. dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari
kayu, alumunium dan kulit sapi
d) orang peniup
slompret dimainkan dengan ditiup dan terbuat dari bambu 2 orang penabuh kenong
dimainkan dengan dipukul dengan menggunakan alat dan terbuat dari logam dan
kayu
e) 1 orang
penabuh gong dimainkan dengan dipukul dengan alat dan terbuat dari logam dan
kayu
f) orang pemain
angklung dimainkan dengan digoyang dan terbuat dari bamboo
4. Lagu Daerah
Yang Mengiringi Reog Ponorogo
Judul nyanyian yang digunakan tergantung
tempat di tampilkan seperti Semanggi Suroboyo atau Jathilan Ponorogo
a) Nyanyian
yang dinyanyikan menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa jawa.
b) Nyanyian di
reog ini dinyanyikan selama ± 20 menit
5. Reog di Masa
Sekarang
Seniman Reog Ponorogo lulusan
sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog
ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan
gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival
seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu,
yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan
atau Dadak Merak di bagian akhir.
Saat salah satu unsur tersebut
beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa
tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog
Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di
Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo
menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.
F. Kontroversi
Tarian Reog Ponorogo yang ditarikan
di Malaysia dinamakan Tari Barongan. Deskripsi akan tarian ini ditampilkan
dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia. Tarian
ini juga menggunakan topeng dadak merak, topeng berkepala harimau yang di
atasnya terdapat bulu-bulu merak, yang merupakan asli buatan pengrajin Ponorogo
. Permasalahan lainnya yang timbul adalah ketika ditarikan, pada reog ini
ditempelkan tulisan “Malaysia” dan diaku menjadi warisan Melayu dari Batu Pahat
Johor dan Selangor Malaysia – dan hal ini sedang diteliti lebih lanjut oleh
pemerintah Indonesia.
Hal ini memicu protes dari berbagai
pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang berkata bahwa hak
cipta kesenian Reog dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004
dan diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ribuan
Seniman Reog pun menggelar demo di depan Kedutaan Malaysia. Berlawanan dengan
foto yang dicantumkan di situs kebudayaan, dimana dadak merak dari versi Reog
Ponorogo ditarikan dengan tulisan “Malaysia” , Duta Besar Malaysia untuk
Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain pada akhir November 2007 kemudian
menyatakan bahwa “Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo
sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “barongan” di Malaysia dapat
dijumpai di Johor dan Selangor karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke
negeri jiran tersebut.
G. Fungsi Tari
Peranan seni tari untuk dapat
memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan individu, social dan
komunikasi.
Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan,
sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi
kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 4 antara lain :
1. tari sebagai
upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian
dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi
sebagai ritual.
2. Tari sebagai
sarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya
untuk di tonton.Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan
kenikmatan dalam menarikan.
3. Tari sebagai
sarana pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga
ada penyampai pesan dan penerima pesan.Tari ini lebih mementingkan bentuk
estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat
4. Tari sebagai
sarana pendidikan
Tari yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan
mengajarkan di sekolah – sekolah formal.
H. Prestasi
Reog di Dunia Seni
1. Tahun 1973
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Paris.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Paris.
2. Tahun 1973
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Noumea-New Calidonea.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Noumea-New Calidonea.
3. Tahun 1973
Prestasi : JUARA II TINGKAT DUNIA
Mewakili Bangsa Indonesia dalam rangka Festival Kesenian Tingkat Dunia di Tahiti.
Prestasi : JUARA II TINGKAT DUNIA
Mewakili Bangsa Indonesia dalam rangka Festival Kesenian Tingkat Dunia di Tahiti.
4. Tahun 1988
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '88 di Brisbane-Australia.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '88 di Brisbane-Australia.
5. Tahun 1992
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Sevilla-Spanyol.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Sevilla-Spanyol.
6. Tahun 1992
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Perth-Australia.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Perth-Australia.
7. Tahun 1994
Dalam rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Kuala Lumpur - Malaysia.
Dalam rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Kuala Lumpur - Malaysia.
8. Tahun 1995
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di London - Inggris.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di London - Inggris.
9. Tahun 1996
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di Bangkok - Thailand.
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di Bangkok - Thailand.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reog adalah salah satu kesenian
budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap
sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang
berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu
cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu,
seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang
berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak
rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun
melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan
sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela
diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak
muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak.
Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan
pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui
pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Bra Kertabumi dan
kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan
masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
B. Saran
Sebagai masyrakat dan generasi muda
Indonesia kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan budaya Indonesia dan
jangan malu buat belajar dan mempromosikan ke dunia internasional agar Negara
tetangga tau bahwa ini laah budaya Indonesia ini laah yang di miliki Indonesia
dan tidak di klaim oleh bangsa asing salah satu nya yang saya bahas ini yaitu
reog ponorogo yang di klaim Malaysia. Padahal jelas reog ponorogo merupakan asli daribudaya Indonesia, jadi
sebagai masyrakat dan generasi muda Indonesia kita harus mau mempelajari dan
mempertahankan budaya negri sendiri jangan sudah di klaim baru berteriak teriak
bahwa itu punya Indonesia, kalau bukan kita generasi muda siapa lagi yang
tergerak hati nya untuk mempertahankan budaya Indonesia kita ini.
0 komentar:
Posting Komentar