Minggu, 22 November 2015

PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA NASIONAL TARI REOG PONOROGO

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR
PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA NASIONAL TARI REOG PONOROGO


 













DISUSUN OLEH:
GHIFARI FAKHRAN ISYA
12315873
FTSP UNIVERSTAS GUNADARMA 2015













KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Pembangunan dan Perkembangan Budaya Nasional Terhadap Tari Reog Ponorogo ini tepat pada waktunya.
Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam mencari segala informasi yang berkaitan dengan makalah ini.
Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.


Depok, Oktober 2015















Daftar Isi :
Kata Pengantar ................................................................................................................... I
Daftar Isi............................................................................................................................... II
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Tari ................................................................................................................ 6
2.2 Pengertian Tari Reog Ponorogo ...................................................................................... 7
2.3 Sejarah Tari Reog Ponorogo............................................................................................ 7
2.4 Tokoh-Tokoh Dalam Tari Reog Ponorogo....................................................................... 9
2.5 Pementasan Reog Ponorogo............................................................................................ 11
2.6 Kontroversi...................................................................................................................... 14
2.7 Fungsi Tari ...................................................................................................................... 15
2.8 Prestasi Reog Dalam Dunia Seni..................................................................................... 15
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 16
3.2 Daftar Pustaka ................................................................................................................ 17



















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Di era globalisasi ini semakin banyak masyarakat yang menganggap kesenian khas daerah yang dalam hal ini adalah Reog Ponorogo hanya sebuah kesenian masa lalu.Yang di anggap kesenian memanggil setan dengan aura mistis.
Dan dalam kenyataannya semakin banyak masyarakat yang melupakan warisan kebudayaan daerah, dalam hal ini adalah Reog Ponorogo karena semakin majunya hiburan .
Reog Ponorogo merupakan kesenian khas daerah Ponorogo yang pada akhirnya akan luntur apabila tidak ada peran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat dalam melestarikan kesenian tersebut dan bahkan warga negara lain yang notabene bukan merupakan kesenian khas daerah meraka malah mau melestarikan peninggalan budaya masa lalu itu.
Dan dampaknya muncul kontroversi kalau negara tetangga mulai mengakui kesenian khas daerah kita lalu bagaimana kita sebagai pemilik asli dari kesenian khas daerah tersebut apakah kita hanya berdiam diri dan membiarkannya terjadi begitu saja? padahal sebenarnya dizaman sekarang bukan suatu upacara pemanggilan setan melainkan suatu sendra tari yang sangat menarik untuk dipahami dan dipelajari. Namun apakah masyarakat zaman sekarang mengetahui apa itu kesenian Reog Ponorogo?
Oleh karena itu makalah kesenian ini saya buat agar para pembaca dapat mengetahui apa itu Reog Ponorogo dan menghimbau agar semua elemen masyarakat khususnya para pemuda di Indonesia mau melestarikan kesenian khas daerah mereka masing masing dan mungkin kalau bisa membawa kesenian tersebut ke kancah internasional.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kami akan merumuskan beberapa masalah yang dapat dikaji pada BAB selanjutnya yakni :
1.                  Pengertian Tari
2.                   Pengertian Reog Ponorogo
3.                   Sejarah Reog Ponorogo
4.                  Pementasan seni Reog Ponorogo
5.                  Kontroversi Reog Ponorogo
6.                  Prestasi Reog di Dunia Seni

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan saya membuat makalah Reog Ponorogo ini agar para pembaca dapat mengetahui tentang kesenian reog ponorogo yang berada di Jawa Timur dan setelah membaca dapat menimbulkan rasa keinginan dan sadar akan budaya lokal yang ada di Indonesia agar di lestarikan oleh masyrakat dan generasi generasi muda Indonesia.























BAB II
PEMBAHASAN

A.                PENGERTIAN TARI

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Pengertian tari oleh beberapa ahli yaitu:
1.      Sussanne K. Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu.
2.      Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.
3.      .      La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
4.      Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah
5.      M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari
6.      Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21).
Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.
Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer.Sebagai bentuk latihan-latihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang.Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.



B.                 PENGERTIAN TARI REOG PONOROGO
Reog adalah sebuah kesenian budaya berbentuk teater yang dilakukan oleh sekelompok pemain drama tari dengan berbagai karakter dan perwatakan pelaku dengan menggunakan topeng yang besar, kesenian Reog ini berasal dari daerah Jawa Tawa timur bagian barat – laut dan kabupaten Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian Reog yang sebenarnya. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental akan bau mistik dan ilmu – ilmu kebatinan nya.                 
Pada zaman modern sekarang ini Reog biasanya dimainkan oleh ± 7 orang pria bertubuh gagah dengan memakai topeng berwarna merah dengan jambang dan kumis yang panjang dalam kesenian Reog mereka disebut Warok, lalu ada ± 6 pria yang berpenampilan seperti perempuan dan masing – masing menunggangi seekor kuda tetapi karena perubahan zaman akhirnya beberapa paguyuban seni tari dan teater Reog mengganti penari mereka menjadi seorang wanita asli dalam kesenian Reog mereka sering disebut dengan Jathilan, sepasang pemgawal raja yang disebut bujang anom, dan ada seorang raja yang berpenampilan layaknya sebuah pemimpin lalu ada seekor singa yang bernama singo barong yang ditunggangi seekor merak yang disebut Singo Barong dan disini keunikan dari Reog yaitu Singo Barong yang memiliki berat 50 – 60 kg hanya di bawakan dan ditarikan menggunakan gigi dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah terlatih.

C.                SEJARAH TARI REOG PONOROGO
Akibat dari Kekacauan di Pusat Pemerintahan Majapahit dan ketidakpuasan Para Punggawa Kerajaan, salah satu Punggawa menyingkir dari Pusat Kerajaan. Hal ini dikarenakan Raja Brawijaya lebih memperhatikan istri China-nya(Putri Cempa) dan mengabaikan pendapat dari Penasehat atau Punggawa Kerajaan. Punggawa ini menyingkir ke wilayah pinggir dari Kerajaan Wengker (Ponorogo). Wengker adalah Kerajaan Bawahan Majapahit dan tidak Logis jika Punggawa ini menyingkir ke Pusat Pemerintahan Wengker (Ponorogo sekarang). Dari bentuk Candi Brongkah yang ditemukan di Brongkah sebelah barat kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, menurut penulis Candi Brongkah adalah Batas Wilayah Kerajaan Wengker dan Kediri. Jika pendapat penulis ini benar, artinya Wilayah Pinggir dari Kerajaan Wengker meliputi 12 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Trenggalek karena dari situs yang ditemukan di Ponorogo, Pusat Kerajan Wengker ada di Wilayah Kabupaten Ponorogo sekarang.
Dan wilayah yang sejak dahulu menjadi tempat pelarian Para Punggawa Kerajaan, Raja, Perampok dan tempat Pertapaan adalah Wilayah Kecamatan Kampak Trenggalek. Kenapa Kampak, karena wilayah ini terlindung oleh gugusan bukit-bukit kecil yang mengelilinginya sehingga aman untuk tempat perlindungan. Punggawa ini tidak puas dengan Raja dan ingin memberontak. Namun apa daya, kekuatan prajurit Majapahit jauh melebihi kekuatan pengikut Punggawa ini. Akhirnya muncul ide menciptakan kesenian untuk mengkritisi Raja Brawijaya. Sesuai Karakter Orang Jawa, mengkritik tidak mau secara langsung pada sasaran karena jika salah perhitungan akan mati konyol maka digambarkan dengan lambang atau gambaran. Muncullah penggambaran Kepala Singa/Macan dan diatasnya Burung Merak adalah Raja Brawijaya yang ditunggangi atau dikendalikan istri China-nya Putri Cempa. Para laki-laki yang berhias seperti perempuan dengan kuda lumping adalah penggambaran Prajurit Majapahit yang telah Loyo dan jatuh mentalnya seperti Prajurit Perempuan menunggang kuda dan menari-nari mengikuti titah Raja yang tak lagi berwibawa. Bujang Ganong adalah penggambaran dari Pujangga sendiri yang selalu menggoda Raja atau Barongan Merak dan menari-nari dengan lincahnya. Dari sinilah kesenian Reog Ponorogo muncul dan menyebar ke seluruh Kerajaan Wengker menjadi kesenian rakyat dan terus berkembang sampai sekarang.
Sedang budaya Warog sendiri menurut penulis adalah Pendeta-pendeta Suci atau orang-orang Sufi dalam Islam yang mengawal Si Punggawa. Para Pendeta atau Warog ini tidak menikah dan jika menginginkan perempuan, maka dia mencari laki-laki muda yang didandani wanita untuk dijadikan kesenangan/Gemblak agar terhindar dari perbuatan zina. Para Gemblak ini dipelihara layaknya istri dan dimanja sampai Si Warog sudah tak membutuhkan lagi.










D.                TOKOH-TOKOH DALAM TARI REOG PONOROGO
Jathilan (Depan)

Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog.Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda.Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik.
Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik.

Warok
Warok yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa(Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).\
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.

Gemblakan
Selain segala persyaratan yang harus dijalani oleh para warok tersebut, selanjutnya muncul disebut dengan Gemblakan. Dahulu warok dikenal mempunyai banyak gemblak, yaitu lelaki belasan tahun usia 12-15 tahun berparas tampan dan terawat yang dipelihara sebagai kelangenan, yang kadang lebih disayangi ketimbang istri dan anaknya. Memelihara gemblak adalah tradisi yang telah berakar kuat pada komunitas seniman reog.Bagi seorang warok hal tersebut adalah hal yang wajar dan diterima masyarakat.
Konon sesama warok pernah beradu kesaktian untuk memperebutkan seorang gemblak idaman dan selain itu kadang terjadi pinjam meminjam gemblak.Biaya yang dikeluarkan warok untuk seorang gemblak tidak murah.Bila gemblak bersekolah maka warok yang memeliharanya harus membiayai keperluan sekolahnya di samping memberinya makan dan tempat tinggal.Sedangkan jika gemblak tidak bersekolah maka setiap tahun
warok memberikannya seekor sapi.Dalam tradisi yang dibawa oleh Ki Ageng Suryongalam, kesaktian bisa diperoleh bila seorang warok rela tidak berhubungan seksual dengan perempuan. Hal itu konon merupakan sebuah keharusan yang berasal dari perintah sang guru untuk memperoleh kesaktian.
Kewajiban setiap warok untuk memelihara gemblak dipercaya agar bisa mempertahankan kesaktiannya.Selain itu ada kepercayaan kuat di kalangan warok, hubungan intim dengan perempuan biarpun dengan istri sendiri, bisa melunturkan seluruh kesaktian warok.Saling mengasihi, menyayangi dan berusaha menyenangkan merupakan ciri khas hubungan khusus antara gemblak dan waroknya.
Praktik gemblakan di kalangan warok, diidentifikasi sebagai praktik homoseksual karena warok tak boleh mengumbar hawa nafsu kepada perempuan.
Saat ini memang sudah terjadi pergeseran dalam hubungannya dengan gemblakan.Di masa sekarang gemblak sulit ditemui.Tradisi memelihara gemblak, kini semakin luntur.
Gemblak yang dahulu biasa berperan sebagai penari jatilan (kuda lumping), kini perannya digantikan oleh remaja putri. Padahal dahulu kesenian ini ditampilkan tanpa seorang wanita pun.







 Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih).Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog. [4] Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya).
Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.

Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak.Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

E. Pementasan Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional.Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan.Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah.Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan.Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi.Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg.Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi.Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
1.      Alur Pertunjukan
Tari Reog modern sering dipentaskan dalam acara pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional.Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan.Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah.Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.
Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda.Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan.Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan.Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.Adegan dalam seni reog tidak ada skenario karena selalu terjadi interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg.Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi.Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

2.      Musik Pengirig Reog Ponorogo
Musik pengiring ini di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok penyanyi yang terdiri dari dua penyanyi yang menyanyi lagu daerah seperti Jathilan Jonorogo apabila diadakan di kabupaten Ponorogo dan apabila di Surabaya para aguyuban reog di Surabaya sering menggantinya dengan Semanggi Surabaya atau Jembatan Merah yang merupakan lagu khas Surabaya dengan bahasa jawa lalu kelompok instrument gamelan memiliki anggota sekitar 9 orang yang terdiri dari:
·         orang penabuh gendang
·         1 orang penabuh ketipung atu gendang terusan.
·         orang peniup slompret
·         2 orang penabuh kenong
·         1 orang penabuh gong
·         2 orang pemain angklung
Salah satu ciri khas dari tabuhan reog adalah bentuk perpaduan irama yang berlainan antara kethuk kenong dan gong yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama pelog sehingga menghasilkan irama yang terkesan magis.

3.      Alat Musik Yang Mengiringi Reog Ponorogo
a)      Alat musik dalam gamelan reog berjumlah 9 buah.
b)      orang penabuh gendang dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari kayu dan kulit sapi
c)      1 orang penabuh ketipung atu gendang terusan. dimainkan dengan dipukul dan terbuat dari kayu, alumunium dan kulit sapi

d)     orang peniup slompret dimainkan dengan ditiup dan terbuat dari bambu 2 orang penabuh kenong dimainkan dengan dipukul dengan menggunakan alat dan terbuat dari logam dan kayu
e)      1 orang penabuh gong dimainkan dengan dipukul dengan alat dan terbuat dari logam dan kayu
f)       orang pemain angklung dimainkan dengan digoyang dan terbuat dari bamboo

4.      Lagu Daerah Yang Mengiringi Reog Ponorogo
Judul nyanyian yang digunakan tergantung tempat di tampilkan seperti Semanggi Suroboyo atau Jathilan Ponorogo
a)      Nyanyian yang dinyanyikan menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa jawa.
b)      Nyanyian di reog ini dinyanyikan selama ± 20 menit

5.      Reog di Masa Sekarang
Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo. Mahasiswa sekolah seni memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita, urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir.
Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol. Beberapa tahun yang lalu Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya.

F.      Kontroversi
Tarian Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan. Deskripsi akan tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak, yang merupakan asli buatan pengrajin Ponorogo . Permasalahan lainnya yang timbul adalah ketika ditarikan, pada reog ini ditempelkan tulisan “Malaysia” dan diaku menjadi warisan Melayu dari Batu Pahat Johor dan Selangor Malaysia – dan hal ini sedang diteliti lebih lanjut oleh pemerintah Indonesia.
Hal ini memicu protes dari berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang berkata bahwa hak cipta kesenian Reog dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan diketahui langsung oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ribuan Seniman Reog pun menggelar demo di depan Kedutaan Malaysia. Berlawanan dengan foto yang dicantumkan di situs kebudayaan, dimana dadak merak dari versi Reog Ponorogo ditarikan dengan tulisan “Malaysia” , Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain pada akhir November 2007 kemudian menyatakan bahwa “Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri jiran tersebut.

G.    Fungsi Tari
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui stimulan individu, social dan komunikasi.
Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan, sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak. Secara garis besar fungsi tari ada 4 antara lain :
1.      tari sebagai upacara
fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.
2.      Tari sebagai sarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton.Tari ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan.
3.      Tari sebagai sarana pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
4.      Tari sebagai sarana pendidikan
Tari yang digunakan untuk sarana pendidikan dengan mengajarkan di sekolah – sekolah formal.

H.    Prestasi Reog di Dunia Seni
1.      Tahun 1973
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Paris.
2.      Tahun 1973
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) di Noumea-New Calidonea.
3.      Tahun 1973
Prestasi : JUARA II TINGKAT DUNIA
Mewakili Bangsa Indonesia dalam rangka Festival Kesenian Tingkat Dunia di Tahiti.
4.      Tahun 1988
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '88 di Brisbane-Australia.
5.      Tahun 1992
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Sevilla-Spanyol.
6.      Tahun 1992
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia (World Expo) '92 di Perth-Australia.
7.      Tahun 1994
Dalam rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Kuala Lumpur - Malaysia.
8.      Tahun 1995
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di London - Inggris.
9.      Tahun 1996
Dalam rangka Promosi Kesenian / Kebudayaan Republik Indonesia di Bangkok - Thailand.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak.
Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
B.     Saran
Sebagai masyrakat dan generasi muda Indonesia kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan budaya Indonesia dan jangan malu buat belajar dan mempromosikan ke dunia internasional agar Negara tetangga tau bahwa ini laah budaya Indonesia ini laah yang di miliki Indonesia dan tidak di klaim oleh bangsa asing salah satu nya yang saya bahas ini yaitu reog ponorogo yang di klaim Malaysia. Padahal jelas reog ponorogo merupakan asli daribudaya Indonesia, jadi sebagai masyrakat dan generasi muda Indonesia kita harus mau mempelajari dan mempertahankan budaya negri sendiri jangan sudah di klaim baru berteriak teriak bahwa itu punya Indonesia, kalau bukan kita generasi muda siapa lagi yang tergerak hati nya untuk mempertahankan budaya Indonesia kita ini.




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates