Kamis, 23 Maret 2017

Konservasi Tanah dan Air. Studi Kasus: Leosama,Belu


Konservasi tanah mempunyai arti luas dan sempi dimana konservasi tanah dalam arti luas adalah penempatan setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan kosenvasi tanah dalam arti sempit adalah upaya mencegah kerusakan tanah oleh erosi dan memperbaiki tanah yang rusak oleh erosi. Konservasi tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan yang diberikan pada  sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya. Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhuibungan erat sekali; berbagai tindakan konservasi tanah adalah juga tindakan konservasi air. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau.

METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR

Metode yang digunakan  dalam konservasi tanah dan air  dibagi menjadi tiga macam metode yaitu :
1.   Metode vegetatif

Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997). Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.
2.   Metode mekanik

Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan (Seloliman, 1997). Termasuk dalam metode mekanik untuk konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Pengolahan tanah menurut kontur adalah setiap jenis pengolahan tanah (pembajakan, pencangkulan, pemerataan) mengikuti garis kontur sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang searah kontur dan memotong lereng. Alur-alur tanah ini akan menghambat aliran air di permukaan dan mencegah erosi sehingga dapat menunjang konservasi di daerah kering. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan yang memungkinkan penyerapan air dan menghindari pengangkutan tanah. Oleh sebab itu, pada daerah beriklim kering pengolahan tanah menurut kontur juga sangat efektif untuk konservasi ini. Pembuatan terras adalah untuk mengubah permukaan tanah miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan menahan serta menampungnya agar lebih banyak air yang meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi (Sarief, 1986). Menurut Arsyad (1989), pembuatan terras berfungsi untuk mengurangi panjang lereng dan menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan dan memungkinkan penyerapan oleh tanah, dengan demikian erosi berkurang.



3.   Metode kimia

Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut tahan terhadap mikroba tanah. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989). Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat diperlukan mengingat:
Ø  Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan dengan efektif.
Ø  Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara yang terangkat.
Ø  Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.

KARAKTERISTIK DAERAH STUDI KASUS
Untuk memberikan gambaran umum kondisi embung-embung di wilayah Timor Barat dilakukan studi lansekap daerah tangkapan air embung Oemasi, Oelomin dan Oeltua Kabupaten Kupang,  embung Bu’at dan Besipae, Kab.  Timor Tengah Selatan (TTS);  ‘embung’ Benkoko dan ‘embung’ Sasi  (TTU),  Kab.  Timor Tengah Utara; dan ‘embung’ Leosama,  Kab.  Belu.  Ketinggian dari permukaan laut,  masing-masing lokasi adalah 50 m (Leosama, Belu),  400-500 m (Oemasi, Oelomin, Oeltua, ManutapenKupang) hingga 1.000 m (Besipae, Bu’atTTS;  Benkoko dan Sasi-TTU). Untuk studi pemodelan embung dilakukan pengamatan  aliran permukaan dan erosi daerah tangkapan;  pendangkalan ‘embung’; ketersediaan air ‘embung’ sepanjang tahun;  dan pemanfaatannya dilaksanakan pada ‘embung’ Desa Oemasi, Kupang.   Sedangkan upaya konservasi ‘embung’ dilakukan pada ‘embung’ Desa Leosama, Belu.



HASIL

Konservasi tanah

Konservasi tanah erat kaitannya dengan konservasi  tumbuhan.  Diketahui ada tiga metode konservasi tanah, yaitu secara vegetatif,  fisik dan kimiawi. Konservasi vegetatif merupakan pilihan yang tepat dilakukan, karena selain biayanya murah, juga mudah dilakukan oleh petani. Konservasi tanah secara kimiawi untuk memperkokoh agregat tanah di daerah tangkapan air ‘embung’,  tampaknya diperlukan biaya yang mahal. Konservasi tanah secara fisik mengunakan bedengan,  tanggul-tanggul, pematang dan sebagainya perlu dipertimbangkan secara bijaksana sesuai dengan kondisi tektur dan struktur tanah setempat.  Kondisi tanah liat bobonaro memiliki agregat yang amat mudah hancur pada musim hujan.   Salah satu contoh konservasi fisik yang cukup berhasil ialah pemasangan batu pada lereng ‘embung’ Oemasi-Kupang. Selain itu,  pada beberapa lokasi daerah tangkapan,  batu-batu sebagai bahan pembuatan tanggul mudah diperoleh.  Hal ini mungkin karena Pulau Timor menurut sejarah pembentukan geologinya  dikenal sebagai pulau yang terangkat dari permukaan laut. Dari pengamatan penulis,  ketika dilakukan pembuatan guludan pematang penahan erosi,  petani membersihkan rumput-rumput terlebih dahulu.  Hal ini dilakukan karena tanahnya amat keras dan berbongkah pada musim kemarau. Meskipun demikian, sifat tanah ini mudah hancur pada musim hujan, sehingga pematang  amat mudah tererosi.

Konservasi air

Tujuan konservasi air ‘embung’ ialah mempertahankan agar air yang tertampung pada 3-4 bulan musim hujan dapat digunakan sepanjang 8-9 musim kemarau. Hal ini karena,  air yang tertampung di dalam ‘embung’ sepenuhnya mengandalkan air hujan dan aliran permukaan maka konservasi sumberdaya air amat  penting. Konservasi flora dan tanah secara langsung akan berpengaruh terhadap konservasi sumberdaya air di daerah tangkapan.  Konservasi sumberdaya air di daerah tangkapan akan tercapai apabila kapasitas infiltrasi dan perkolasi lebih besar dari kapasitas evapotranspirasi dan aliran permukaan.  Kondisi tersebut akan tercapai apabila konservasi tumbuhan dilaksanakan secara bijaksana. Di wilayah Pulau Timor evapotranspirasi amat tinggi sepanjang 8-9  bulan musim kemarau.  Kondisi evapotranspirasi akan seimbang dengan infiltrasi,  pada awal musim hujan.  Ketika tanah sudah jenuh air
dan hujan terus turun maka terjadilah aliran permukaan. Degradasi lahan daerah tangkapan air Pulau Timor mengakibatkan laju aliran permukaan yang tinggi;  sebaliknya infiltrasi dan perkolasi rendah. Kondisi ini mengakibatkan suplesi air tanah rendah. Upaya yang perlu dilakukan adalah konservasi vegetatif dengan pemilihan jenis tanaman yang tepat.  Dari hasil penelitian penulis di ‘embung’ Oemasi,  Kupang dapat ditunjukkan bahwa penghijaun dengan monokultur pohon Gmelina arborea,  terbukti mengakibatkan laju erosi yang besar.  Hal ini karena kanopi dan bentuk daun Gmelina yang relatif lebar berperan menaungi dan menekan tumbuhan bawah.   Terhambatnya pertumbuhan tumbuhan bawah mengakibatkan tanah gundul dan gembur sehingga mudah erosi. Konservasi sumberdaya air embung dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi pemanfaatan air pada budidaya pertanian. Kegiatan tersebut telah diujicoba dengan budidaya tanaman sayuran menggunakan kantong polybag di Oemasi, Kupang(7). Secara agronomis teknik budidaya tepat guna ini dapat memberikan hasil yang bagus,  meskipun untuk keberlanjutan kegiatan masih perlu terus dilakukan pembinaan. Peningkatan efisiensi pemanfaatan air dengan mengurangi kebocoran air melalui perpipaan,  kran-kran dan bak-bak penampung juga perlu dilakukan oleh masyarakat pemakai air ’embung’.





Share:

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah aku bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259

    BalasHapus

Blogger templates